As of tomorrow, I'll be happily married for 7 months. Kalo dari hitungannya Daisypath sih udah lebih 2 hari malah. 7 bulan lalu kami mengikat janji (semoga sampai akhirat nanti selalu bersama). Dan, sudah 7 bulan juga pembalut masih sering dipakai. :)
1, 2, 3 bulan terlewat, oke lah santai.. walaupun pertanyaan-pertanyaan yg ngeganggu mulai berdatangan. Saya sih berharap, pertanyaan itu juga disisipi doa betulan, bukan cuma manis di lidah. Sampai saya berani pindah ke kantor yg baru ini karena rahim saya belum juga diisi Makhluk Suci dr Tuhan.
Sebenernya saya gak sendiri di kelompok istri2 galau ini. Di lingkaran terkecil saya pun, ada yg sudah menikah sekian tahun belum dikaruniai keturunan. Tapi... saya cuma manusia yg sering banget iri (sekaligus senang juga sih) kalau lihat ada teman yg mengabarkan berita bahagia.
Dulu di bulan pertama, saya pernah telat 1 minggu. Kami sampai bela-belain beli test pack yg harganya lumayan padahal cuma buat dikencingin aja :P. Eh, ternyata hari Sabtu pagi saya mau ngecek, tamu bulanan itu beraninya datang.
Ini bulan ke-tujuh, saya sudah sering mikir negatif dan mengutuk para remaja kebablasan yang tega-teganya membunuh bayinya sendiri. Saya tau mereka malu, tapi mereka belum ada di posisi saya dan jutaan istri yg sedang harap-harap cemas kapan rahimnya bisa diberi karunia oleh Tuhan.
Suami saya sih nggak ada menuntut supaya kami cepat diberi momongan, tapi saya tau, dia juga menunggu. Menunggu-nunggu juniornya bisa hadir menemani kami berdua.
Tadi, saya habis curhat sama sahabat saya yg (juga) sedang menunggu-nunggu si junior. Dia bilang:
Saya berharap, kami diberi kesabaran Nabi Zakaria AS, sambil tetap berdoa sebagaimana beliau AS:
Jika Kau mengizinkan, kami mohon, karuniai kami keturunan yang sehat, cerdas, serta berakhlak mulia. Aamiin..
1, 2, 3 bulan terlewat, oke lah santai.. walaupun pertanyaan-pertanyaan yg ngeganggu mulai berdatangan. Saya sih berharap, pertanyaan itu juga disisipi doa betulan, bukan cuma manis di lidah. Sampai saya berani pindah ke kantor yg baru ini karena rahim saya belum juga diisi Makhluk Suci dr Tuhan.
Sebenernya saya gak sendiri di kelompok istri2 galau ini. Di lingkaran terkecil saya pun, ada yg sudah menikah sekian tahun belum dikaruniai keturunan. Tapi... saya cuma manusia yg sering banget iri (sekaligus senang juga sih) kalau lihat ada teman yg mengabarkan berita bahagia.
Dulu di bulan pertama, saya pernah telat 1 minggu. Kami sampai bela-belain beli test pack yg harganya lumayan padahal cuma buat dikencingin aja :P. Eh, ternyata hari Sabtu pagi saya mau ngecek, tamu bulanan itu beraninya datang.
Ini bulan ke-tujuh, saya sudah sering mikir negatif dan mengutuk para remaja kebablasan yang tega-teganya membunuh bayinya sendiri. Saya tau mereka malu, tapi mereka belum ada di posisi saya dan jutaan istri yg sedang harap-harap cemas kapan rahimnya bisa diberi karunia oleh Tuhan.
Suami saya sih nggak ada menuntut supaya kami cepat diberi momongan, tapi saya tau, dia juga menunggu. Menunggu-nunggu juniornya bisa hadir menemani kami berdua.
Tadi, saya habis curhat sama sahabat saya yg (juga) sedang menunggu-nunggu si junior. Dia bilang:
Saya berharap, kami diberi kesabaran Nabi Zakaria AS, sambil tetap berdoa sebagaimana beliau AS:
Surat al-Anbiya’ [21] : “Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya:
رَبِّ لا تَذَرْنى فَرْداً وَأَنْتَ خيْرُ الوارِثينَ“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik”
Jika Kau mengizinkan, kami mohon, karuniai kami keturunan yang sehat, cerdas, serta berakhlak mulia. Aamiin..
No comments:
Post a Comment
throw your comments here :)